Bisnis percetakan emang rumit, orang datang dari berbagai macam kalangan dengan latar belakang pendidikan dan karakter berbeda beda pula. saatnya anda pemilik percetakan melonggarkan simpul simpul egoisme dan menganggap diri serba tau.
Konsumen datang ke tempat kita, tidak semuanya memiliki dasar percetakan yang memadai, jangan heran juga jika konsumen sendiri tidak tau apa itu F4, A4 atau sejenisnya, jangan salahkan konsumen juga jika anda menawarkan sebuah Kartu Undangan dengan harga 7.000 rupiah kemudian ditawar Rp. 2.000an saja. jangan salahkan konsumen. itu artinya belum paham, bukan berarti konsumen ingin harga lebih murah.
Pengetahuan percetakan emang susah, tidak didapat dalam waktu dan tempo yang sebentar, kita kadang berkorban waktu uang dan kesempatan untuk secara tidak sengaja meraih ilmu. "pengalaman adalah ilmu yang paling kuat dan paling berharga". tapi tidak salahnya jika dibagi, itu sebabnya judul tulisan saya ini, lepaskan keegoan. Berikan pengetahuan yang selayaknya kepada konsumen kita.
Berilah alasan kenapa harganya 7000an, beri alternatif harga. jangan mencibir karena konsumen yang datang tidak tau, diemin tuh mata, jangan melirik dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Belajarlah untuk menggunakan kemampuan yang ada.
Sekali lagi, biasakan untuk memberi nilai bukan memberi harga, kalau memberi harga ya sudah, 7000an jelas tak bisa ditawar, maka konsumen akan pulang,
tapi jika memberikan solusi, maka nanti mungkin saja akan lebih dari sekedar 7000an. Contoh sederhana, tanyain saja dengan lemah lembut, brapa budgetnya, maunya yang kayak gimana, bisa nggak kalo begini, kalau begitu, dst.
Kadang kita terlalu kaku, menganggap semua pengetahuan konsumen sama. maka yang didapat layaknya pengamen, mendapatkan dari orang yang bener bener mau saja. tapi jadilah kita sebagai konsultan, menggali dan memahami apa yang menjadi keinginan konsumen.
Beberapa konsumen besar saya berawal dari layanan kecil seperti itu, misalnya scan yang cuma 10ribu nilainya, kemudian dia datang lagi membawa order 10 juta. saya juga pernah membantu seseorang yang rupanya "gaptek" untuk mengirimkan sebuah penawaran barang. Selayaknya saya layani, harganya tak lebih dari 10ribu. sebulan kemudian orang ini datang, membawa order cetakan label yang cukup besar. waduh,.. rupanya penawaran barangnya yang saya bantu dulu, ternyata berhasil dan saya kena hasilnya.
Melayani konsumen tidak cukup saja dengan hati, tapi juga harus dengan hati-hati. Pernah juga, seseorang datang dengan celana pendek, ngobrol kesana kemari, ketawa ketiwi, ternyata dia direktur perusahaan nasional,. rupanya dia tertarik dengan gaya pelayanan saya, tak taunya saya diajak ke perusahaannya untuk teken kontrak permanen, dan itu berselang sekitar 2 bulanan.
masih banyak sih sebenarnya ceritanya,... nanti saya tulis lagi. ini pembelajaran bagi kita semua. bukan cuma untuk saya saja..
No comments:
Post a Comment