Monday, 17 November 2014

manajemen konflik



Gak semua konflik berbahaya lho, malahan ada konflik yang di kelola dan dipelihara. Konflik disini diluar konteks politik atau keamanan Negara. Tapi konflik yang saya akan coba rumuskan adalah dalah hal manajemen bisnis. Manajemen konflik adalah bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen bisnis. Dimana suatu kondisi komunikasi yang diciptakan untuk memberikan keuntungan berlipat bagi perusahaan. (tendi 2014)

Manajemen konflik sangat mudah, sebuah contoh yang sering saya uraikan dalam seminar seminar saya di alam mimpi. Manajemen konflik paling ringan adalah bagaimana cara untuk menciptakan konflik di antara sesama karyawan dengan tujuan menciptakan loyalitas yang sejati kepada pimpinan atau owner, manajemen konflik tidak diajarkan di sekolah bisnis modern atau di seminar seminar tentang HRD, karena semua mereka mengedepankan kerukunan dan kenyammanan sehingga muncul etos kerja yang baik.

Manajemen Konflik ada pada sebuah bisnis tradisional yang sudah diajarkan sejak ribuan tahun yang lalu, model ini diadaftasi dari tata kelola kerajaan jaman dulu. Mari kita kontemplasikan, seorang juragan punya 2 orang supir, bagaimana menciptakan konflilk halus yang  bertujuan untuk meningkatkan loyalitas. Dengan cara mudah yaitu, panggil satu sat persatu ke dua orang karyawan tersebut, beri bonus, dan katakan :  “bonus ini hanya untukmu, si B tidak diberi, saya ingin kamu lebih baik dari B”  Kemudian panggil karyawan yang satunya lagi dan katakana hal yang sama “bonus ini hanya untukmu, si A tidak diberi, saya ingin kamu lebih baik dari A”.

Maka dengan begitu, konflik halus akan terjadi, mereka akan berlomba untuk menunjukkan siapa diantara mereka yang lebih baik, loyalitas dengan sendirinya akan muncul secara mengejutkan. Si A mungkin akan merasa paling disayang atasan, begitu juga si B. jika sudah begini, maka jika si B akan melakukan kejahatan, maka si A akan melaporkannya juga begitu sebaliknya.

Eitssss, jangan buru buru dibantah, saya kan udah bilang hal ini tidak diajarkan di sekolah sekolah bisnis modern. 

Satu contoh lagi, perusahaan besar jarang memberikan ruang ngobrol untuk karyawannya, jarak dari jalan ke kantor atau dari ruang parkir ke pabrik diperpendek, tempat absen kecil, ruang tunggu tidak luas, tempat makan kecil. Ruang untuk meluangkan aspirasi sesama karyawan hamper gak ada. Itu adalah bagian dari upaya untuk menciptakan konflik sesama karyawan. Jika karyawan ada “hawa panas”, maka mereka tidak akan bersatu, dan kebijakan kebijakan yang sebenernanta merugikan karyawan tidak ada yang membantah apalagi mendemonya.

Manajemen konflik bisa diterapakan di perusahaan anda, baik yang baru atau yang sudah lama. Ciptakan jarak aman bagi setiap karyawan, aman dimata perusahaan.  
Bersambung yaa, tulisan selanjutnya bagaimana menciptakan konflik sama dengan menciptakan untung



No comments: